Cirebon – Dalam bahasa Cirebon sesajen adalah sesajian kanggo kang sejen artinya hidangan atau persembahan bagi sesama mahkluk lainnya atau dalam konsep agama disebut sedekah.
“Sesajen adalah simbol yang didalamnya terkandung banyak makna filosofi,” ungkap Ki Lebe Wastani, Budayawan Cirebon narasumber dalam Geguneman Budaya yang digelar oleh DPD KNPI Kabupaten Cirebon bersama Yayasan Palibaya Purwadhaksina Cirebon (YPPC), di Pendopo Bupati Cirebon, Kota Cirebon, Kamis (10/08/23).
Ki Lebe Wastani menjelaskan satu persatu makna filosofi yang terkandung dalam sesajen, seperti halnya Kelapa Dugan, yang mana kelapa itu di dalam sesajen selalu ada, begitu juga pada orang yang meninggal.
Ia mengungkapkan bahwa kelapa itu mengandung arti lima rukun islam, sesuai dengan lapisan kelapa yakni ada lima lapis.
Pertama kulit halus, yang artinya hati yang halus untuk bersyahadat, kedua serabut yang untuk menyuci segala hal dan itu adalah salat, ketiga batok yang artinya tameng jiwa yakni puasa.
Kemudian daging, yang artinya adalah zakat dan yang paling inti adalah air yang suci menyucikan, ditandai dengan haji. Karena orang yang berhaji itu jiwanya sedang dibersihkan.
“Itulah bekal untuk orang yang meninggal,” ungkapnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Imron, Bupati Cirebon mengapresiasi kegiatan Geguneman Budaya yang diinisiasi oleh Bidang Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata DPD KNPI Kabupaten Cirebon.
Menurutnya, budaya itu penting dalam kehidupan karena dengan budaya jiwa seseorang bisa terkontrol. Yang tentunya akan melahirkan akhlak yang baik.
“Yang lagi ramai itu adalah Rocky Gerung. Dia itu pintar, tapi karena di dalam jiwanya tidak memiliki budaya dia tidak punya kearifan dalam jiwanya,” terangnya.
Senada, Moh Aan Anwaruddin, Ketua DPD KNPI Kabupaten Cirebon, ia sangat mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh Bidang Kebudayaan Kesenian dan Pariwisata yang dipimpin oleh Wahyono Annajih.
KNPI akan terus berkomitmen untuk melestarikan dan mengenalkan budaya kepada para pemuda. Aan sapaan akrabnya, juga mengapresiasi Bupati Cirebon yang selama ini mensupport kegiatan-kegiatan organisasi dengan membuka lebar rumahnya atau pendopo untuk dijadikan tempat kegiatan.
“Saya kira di wilayah tiga Cirebon, rumah kepala daerah yang ramai atau sering dipakai kegiatan oleh organisasi dan masyarakat hanya Pendopo Bupati Cirebon,” pungkasnya. (Kim/rls)