PENDIDIKAN CIREBON – CIREBONNEWS.ID | Kata Kepala SMAIT Akmala Sabila Soal Dampak P3K Pengangkatan CPNS dan Nasib Sekolah Swasta – Surat edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) baru baru ini marak di media sosial. Begitu pula dengan informasi pembukaan CPNS dan dimulainya informasi pendaftaran CASN.
Merespon hal itu, Kepala Sekolah SMAIT Akmala Sabila Cirebon (24/9) Muhamad Habib Khaerussani MPd. menyampaikan kepada jajaran dewan guru di sekolahnya agar tetap fokus dalam mendampingi anak didiknya.
“Dari awal SMAIT Akmala Sabila merekrut para guru yang ingin berjuang membawa pendidikan yang berkualitas. Kalau kita perhatikan setiap statemen dan kebijakan dari pak mentri sangat bagus. Saya sendiri sangat mendukung,” ungkap Habib.
Karena, sambung Habib, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan sudah berlaku adil terhadap perlakuan antara sekolah negeri dan swasta. Semua diperhatikan oleh Pemerintah. Namun, bagaimana seharusnya para kepala sekolah dapat berjuang agar kualitas dapat meningkat.
Salah satu caranya, lanjut Habib, yaitu dengan membina para pendidik agar meningkatkan kualitas mengajar. SMAIT Akmala Sabila berharap para pendidik mau belajar dan berusaha.
“Mendidik itu dengan seni. Jangan jadi guru yang kaku,” kata Habib yang merupakam calon kandidat doktor di Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon ini.
Mengutip guru besarnya Prof. Dedi Djubaedi, seorang guru harus mampu beradaptasi dimana dia berpijak. Dan jadilah pendidik yang fleksibel, jangan pernah menyulitkan peserta didik dengan sesuatu hal yang sebenarnya mudah. Serta proses pendidikan dilihat dari prosesnya bukan sekedar hasil.
Oleh sebab itu, dinilai Habib, dampak dari kebijakan yang ada sebetulnya berdampak positif. Bagaimana pun, katanya, kehidupan yang indah itu perlu ada tantangan, begitupun seorang guru harus selalu siap menghadapi tantangan.
Habib lantas mengutip perkataan Imam Al-Ghazali yang pernah berpesan: Wahai anakku, janganlah engkau miskin akan amal shaleh dan janganlah engkau kosong dari ilmu. Yakinlah bahwa ilmu yang tiada diamalkan adalah tidak akan memberi manfaat.
“Jadi, seorang pendidik haruslah berupaya bagaimana peserta didik mampu mengamalkan apa yang didapat. Haruslah ketika menempuh pendidikan guru kita memiliki mindset menjadi guru tidak hanya mengejar materi semata. Tapi ada nilai perjuangan dalam mendidik dengan hati agar ada chemistry sehingga ilmu yang disampaikan akan sampai ke peserta didik,” tukas Habib.
Oleh sebab itu, kata Habib, ketika kebijakan terkait P3K ataupun CPNS, semuanya merupakan angin segar hanya bagi para pendidik yang menginginkan menjadi ASN. Namun juga tantangan bagi lembaga pendidikan agar menunjukan kualitas para pendidknya serta dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
“Ini semua akan selaras dalam memajukan pendidikan di indonesia karna semua bersinergi tidak saling mengkritik tanpa ada aksi. Harapan kedepan smua komponen harus saling menguatkan dari mulai dinas pendidikan, sampai dengan PGRI harus selalu merangkul dan memperjuangkan pendidik di sekolah swasta agar tidak timbul kecemburuan terkait kebijakan yang berlaku,” tukasnya. (*)